Sekretariat DPR Ikut Biayai Safari Agung

Interupsi Alvin Lie tak digubris.

Sekretaris Jenderal DPR Faisal Djamal akhirnya buka mulut. Menurutnya, pihak Sekretariat Jenderal DPR ikut membiayai perjalanan safari Ramadan Agung Laksono ke sejumlah kabupaten dan provinsi beberapa hari lalu. Biaya yang dikeluarkan Sekretariat Jenderal DPR, kata Faisal, sebesar Rp 9 juta.

Selain itu, kata Faisal, pihaknya ikut menyediakan bus dan sopir selama kegiatan Agung itu. Penyediaan fasilitas itu atas permintaan Agung sendiri. Hanya, uang bensin ditanggung Agung.

Pak Agung mendapat surat perintah perjalanan dinas. Besarnya Rp 9 juta. Surat perintah jalan sebesar Rp 400 ribu per hari dan uang representatif Rp 500 ribu, katanya kemarin. Uang itu sepenuhnya masuk ke saku Agung.

Agung sebelumnya berkali-kali mengaku uang perjalanannya murni dari iuran para anggota Partai Golkar yang ikut dalam rombongannya dan uang pribadinya. Selain itu, Agung mengaku bus DPR itu disewanya.

Faisal juga mengaku pernah diminta Agung menyewakan mobil DPR sebagai cadangan. Tapi sama sekali tidak menggunakan fasilitas DPR. Kami yang menyiapkan bensin, mobil, dan sopir, katanya.

Menurut Faisal, bus DPR tak hanya pernah digunakan Agung, tapi juga anggota lainnya.

Masalah safari Ramadan Agung mencuat ketika Alvin Lie mempersoalkannya dalam Rapat Paripurna DPR beberapa waktu lalu. Menurut Alvin, di beberapa daerah, Agung sering mengeluarkan pernyataan sebagai Ketua DPR. Selain itu, Agung terlihat menggunakan bus DPR.

Saat penutupan Sidang Paripurna yang dipimpin Agung kemarin, Alvin mencoba menginterupsi. Interupsi... interupsi..., teriak Alvin. Agung meminta interupsi dilakukan setelah pidato yang dibacakannya selesai. Sebenarnya Alvin ingin mempertanyakan pertanggungjawaban Agung saat safari Ramadan itu.

Namun, pada akhir pidatonya itu, Agung terlihat terburu-buru menutup pidato dengan mengetokkan palu. Anggota DPR lainnya terlihat mengolok-olok. Sudah ditutup. Bubar. Bubar. Namun, Alvin tak peduli. Ia terus berteriak interupsi.

Dalam Tata Tertib disebut pemimpin bertanggung jawab kepada DPR dalam melaksanakan tugas. Tapi ternyata tidak ada pertanggungjawaban juga, ujar Alvin.

Melihat interupsi yang tak digubris, anggota Dewan yang hanya berjumlah sekitar 115 orang itu langsung beranjak keluar ruangan.

Keluar dari ruang Sidang Paripurna, Agung dikawal ketat. Agung juga menghindar dari serbuan wartawan dengan berjalan cepat menuju lift.

Kok, interupsi Alvin tak ditanggapi? Agung yang sudah di depan pintu lift menjawab singkat, Orang sudah diketok. Aguslia Hidayah

Sumber: Koran Tempo, 19 Oktober 2006

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan