Semua Bersiap Menghukum Al-Amin

Kami tegaskan, Badan Kehormatan akan melakukan pengusutan.

Kami tegaskan, Badan Kehormatan akan melakukan pengusutan.

M. Al-Amin Nasution tak hanya terancam hukuman badan. Jika dia terbukti bersalah, sanksi politik pun menantinya. Kolega Al-Amin di Dewan Perwakilan Rakyat dan partai politik menyatakan siap menjatuhkan sanksi.

Ketua Badan Kehormatan DPR Gayus Lumbuun memastikan akan menindaklanjuti temuan Komisi Pemberantas Korupsi bahwa Al-Amin terlibat kasus penyuapan. Kami tegaskan, Badan Kehormatan akan melakukan pengusutan, kata Gayus dalam jumpa pers di DPR kemarin.

Soal sanksi terhadap Al-Amin, menurut Gayus, memang belum ditetapkan. Tapi Badan Kehormatan akan membahas soal itu. Akan kami lihat kemungkinannya, ujar Gayus.

Fraksi Partai Persatuan Pembangunan memang menyatakan akan memberikan bantuan hukum. Kalau dia minta, dengan senang hati kami akan membantu, kata Ketua Fraksi PPP Lukman Hakim Syaifuddin.

Namun, jika Al-Amin terbukti bersalah, Fraksi PPP tak akan membela dia habis-habisan. Pasti ada sanksi dari partai, kata Sekretaris Fraksi PPP Suharso Monoarfa.

Rekan Al-Amin di Komisi IV DPR rupanya tak mau terkena getah. Ketua Komisi IV Ishartanto memastikan, ketika ditangkap oleh KPK di Hotel Ritz Carlton, Al-Amin tidak sedang bertugas. Tidak ada penugasan khusus untuk dia, kata Ishartanto.

Dukungan agar KPK mengungkap keterlibatan Al-Amin dalam korupsi pembebasan lahan hutan datang dari Indonesian Corruption Watch (ICW). Itu yang kami harapkan, kata Wakil Koordinator Badan Pekerja ICW Danang Widoyoko. Danang pun meminta KPK mengusut keterlibatan anggota Dewan lainnya dalam kasus yang sama, Juga dalam kasus korupsi lainnya.

Direktur Eksekutif Greenomics Elfian Effendi juga mendesak agar kasus dugaan penyuapan Al-Amin oleh Sekretaris Daerah Bintan Azirwan diusut hingga tuntas. Menurut dia, permainan seorang anggota Dewan dalam kasus pengalihan fungsi hutan lindung, Lebih berbahaya ketimbang pembalakan hutan liar. NININ PD | DWI RA | ANTON | TUFIK K

Sumber: Koran Tempo, 10 April 2008

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan