Setelah Dua Mantan Pendekar KPK Jadi Komisaris Utama BUMN
Gagal Bertani Pepaya Malah Juragani Pabrik Baja
Dua mantan pimpinan KPK jadi komisaris utama BUMN setelah lengser. Salah satunya Taufiequrachman Ruki yang menjadi komisaris utama PT Krakatau Steel. Bagaimana mantan ketua KPK itu menangani pabrik baja?
MENGEPIT tas kerja dan berbicara lewat telepon genggam, Taufiequrachman Ruki tampak berjalan tergesa-gesa menuju ruang kantornya, lantai VIII Wisma Baja, Kuningan.
Saya nyetir sendiri sekarang. Sopir saya ditinggal di KPK, ajudan saya, Pak Nurdin, sudah meninggal, ujar Ruki lantas mempersilakan Jawa Pos masuk kantornya, Rabu (27/2).
Tak ada yang istimewa di ruang komisaris utama (Komut) PT Krakatau Steel berukuran sedang itu. Sebuah lukisan kaligrafi tergantung di dinding. Di meja pajangan, mantan perwira tinggi polisi itu menempatkan beberapa penghargaan yang pernah diterimanya. Di samping meja kerja, tergolek clipboard yang digambari diagram dengan spidol hitam.
Lepas dari jabatan puncak lembaga superbody pemberantasan korupsi, pria kelahiran Rangkasbitung, Banten, 62 tahun lalu itu tak benar-benar pensiun. Dia didaulat jadi Komut perusahaan pelat merah yang termasuk 10 BUMN strategis.
Awalnya saya nggak ngerti, bener. Tanya kiri kanan, belajar dari laporan mereka, ujarnya soal tugas baru yang diembannya.
Padahal, sebelumnya Ruki mengungkapkan, selepas pensiun dirinya ingin bertani pepaya, kacang, dan jagung di tanahnya di Banten. Lama-lama di sini gue bukan pensiun, ujarnya lantas tertawa.
Kedudukan barunya sempat menimbulkan kontroversi. Beberapa orang, termasuk di internal Krakatau Steel, yang menuding itu sebagai kompensasi yang diberikan pihak-pihak tertentu yang