Surat Suara Sedot Rp 1,2 Triliun

Harga Kertas Naik, Jumlah Pemilih Jadi 175 Juta Orang

Anggaran Pemilu Legislatif 2009 benar-benar menguras kantong pemerintah. Jumlahnya sulit dinalar dibanding harapan kemungkinan memperoleh hasil perubahan politik yang lebih berkualitas. Simak, misalnya, hitung-hitungan Biro Logistik Komisi Pemilihan Umum (KPU). Menurut Biro Logistik KPU, pengadaan surat suara Pemilu pada 9 April 2009 bakal menyedot anggaran pemerintah sampai Rp 1,2 triliun.

Kepala Biro Logistik KPU Dalail menyatakan, naiknya harga kertas saat ini menjadi pertimbangan membengkaknya anggaran surat suara. ''Termasuk biaya transportasi dan distribusi surat suara,'' katanya di Jakarta kemarin (31/8). Namun, dia tidak menyebutkan rinci pos-pos penggunaan anggaran tersebut.

Dalail menambahkan, membengkaknya jumlah anggaran surat suara tersebut tak luput dari naiknya jumlah pemilih yang bakal berpartisipasi pada Pemilu 2009.

Pada pemilu sebelumnya, jumlah pemilih mencapai 127 juta orang. Untuk pemilu tahun depan, jumlahnya diperkirakan mencapai 175 juta pemilih. ''Jumlah itu bisa bertambah, bisa juga berkurang, bergantung DPT (daftar pemilih tetap) nanti,'' ujarnya.

Sebagai catatan, jika nominalnya sebesar itu, anggaran surat suara Pemilu 2009 jauh lebih besar daripada pos pengadaan biaya barang Pemilu 2004. Saat itu, biaya barang hanya menelan anggaran Rp 847,0 miliar. Itu pun setelah KPU melakukan penghitungan ulang yang mengakibatkan pembengkakan menjadi Rp 4 triliun.

Padahal, biaya barang tersebut saat itu sudah meliputi jenis surat suara, pengadaan surat suara, kelengkapan tempat pemungutan suara (TPS), hingga pengangkutan ke seluruh pelosok Indonesia.

Di tempat terpisah, anggota KPU Abdul Aziz menyatakan, format surat suara Pemilu 2009 dipastikan tetap berbentuk lembaran. Meski sempat ada usul supaya dibentuk format buku karena membengkaknya jumlah parpol, KPU berpendapat format lembaran jauh lebih dikenal dan memudahkan masyarakat saat memilih. ''Surat suara yang berupa buku menyulitkan pemilih memberi tanda dan memasukkannya ke kotak suara,'' jelasnya.

KPU, menurut Aziz, saat ini telah membuat sejumlah rancangan desain surat suara tersebut. Untuk kepastian desain yang dipakai, KPU bakal berkonsultasi lebih dulu ke DPR. ''Kami berharap secepatnya desain surat suara yang dipakai sudah bisa dipastikan,'' tegasnya.

Selain surat suara, KPU bakal menambah kotak suara untuk Pemilu 2009. Pada Pemilu 2004, kotak suara yang digunakan berjumlah 2.194.155 unit. Saat ini, 20 persen kotak suara aluminium itu ternyata rusak. KPU melalui KPU daerah akan memperbaiki dengan membuat kotak suara baru.

Namun, untuk pemilu kali ini, material yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada daerah. ''Aluminium terlalu mahal. Mungkin akan dibuat dari kayu atau plastik,'' ujarnya. (bay/mk)

Sumber: Jawa Pos, 1 September 2008 

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan