Tim Ahli Bantu Seleksi Hakim Agung
Dua tim ahli akan membantu Komisi Yudisial dalam penyeleksian calon hakim agung.
Dua tim ahli akan membantu Komisi Yudisial dalam penyeleksian calon hakim agung. Dua tim itu adalah ahli hukum dan kedokteran. Menurut Wakil Ketua Komisi Yudisial Thahir Saimima, tim ini akan mengukur kemampuan keahlian (kompetensi) dan karakteristik calon hakim agung. Hasil tim akan kami jadikan rujukan, ujar Thahir saat dihubungi kemarin.
Thahir mengatakan beberapa hakim agung di Mahkamah Agung yang ada saat ini belum memenuhi kriteria ideal menurut versi Komisi Yudisial. Ia menambahkan, dari 51 hakim agung di Mahkamah Agung, hanya dua orang yang dinilai masuk kriteria hakim ideal.
Karena itu, menurut Thahir, Komisi Yudisial akan melibatkan tim ahli untuk mendapatkan hakim agung yang bisa dianggap benar-benar berintegritas. Kami menginginkan calon hakim agung yang benar-benar tangguh dan punya prinsip hukum yang ideal, ujarnya.
Bambang Widjojanto, salah seorang anggota tim ahli hukum, mengatakan timnya sedang menyiapkan format penilaian yang meliputi kemampuan analisis, kedalaman perspektif ilmu hukum, dan solusi penyelesaian perkara bagi calon hakim agung. Menurut dia, seorang hakim agung yang ideal akan selalu dikenang melalui putusan yang dibuatnya. Seorang hakim agung akan selalu dinilai berdasarkan putusannya, kata Bambang saat dihubungi kemarin.
Bambang mengatakan timnya terdiri atas ahli hukum pidana Universitas Indonesia, Harkristuti Harkrisnowo, serta beberapa ahli lainnya, seperti Nono Anwar Makarim, Yohanes Usfunan, dan Retno Wulan
Komisi Yudisial telah mendapatkan 88 calon hakim agung--dari 130 calon--yang lolos seleksi administrasi. Thahir mengatakan ke-88 calon itu akan mengikuti seleksi tertulis, yakni membuat karya tulis berupa esai. Mereka, kata Thahir, akan diminta membuat tulisan dengan judul Peran MA dalam Penemuan dan Penciptaan Hukum pada Era Reformasi dan Transformasi. Karya tulis itu harus telah diterima Panitia Seleksi Calon Hakim Agung sebelum 14 Juni. Tim ahli ini akan membantu kami memberikan penilaian, ujar Thahir. RIKY FERDIANTO
Sumber: Koran tempo, 5 Juni 2006