Tim JK-Win Minta Gaji ke-13 Ditunda

Tim kampanye Jusuf Kalla-Wiranto meminta agar pemberian gaji ke-13 bagi pegawai negeri sipil dan anggota Tentara Nasional Indonesia ditunda supaya tidak dipakai sebagai alat kampanye politik.

Menurut Yuddy Chrisnandi, juru bicara kampanye nasional pasangan calon presiden-wakil presiden Jusuf Kalla-Wiranto, gaji ke-13 yang direncanakan diberikan pada Juni itu bisa saja diklaim pihak-pihak tertentu dengan mengatasnamakan kebijakan pemerintah untuk berkampanye.

"Ingat Pak JK masih wakil presiden. Bisa saja kami mengklaim ini kebijakan JK. Tapi ini kan bisa merugikan tim Megawati-Prabowo, yang memang tidak duduk di pemerintahan," kata dia di sela acara pelantikan tim kampanye daerah di Bandar Lampung kemarin

Ia menyarankan, sebaiknya gaji ke-13 itu dibayarkan setelah seluruh putaran pemilihan presiden selesai. Paling cepat akhir Juli, jika pemilihan presiden berlangsung satu putaran.

Saat membacakan Nota Keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2009 di gedung MPR/DPR pertengahan tahun lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebutkan gaji pegawai negeri dan pensiunan akan dinaikkan rata-rata 15 persen tahun ini.

Untuk keperluan itu, pemerintah menambah alokasi anggaran belanja pegawai sebesar Rp 143,6 triliun atau naik lebih dari Rp 20 triliun. Selain menaikkan gaji pegawai negeri, pemerintah tetap memberikan gaji ke-13 bagi pegawai negeri.

Sekretaris tim kampanye SBY-Boediono, Marzuki Alie, justru mempertanyakan pernyataan Yuddy soal gaji ke-13 yang bisa dijadikan alat kampanye. Menurut Marzuki, gaji ke-13 itu bukan baru kali ini diberikan, sebelumnya juga sudah pernah diberikan. "Kenapa sekarang jadi masalah?" katanya ketika dihubungi Tempo di Jakarta kemarin.

Dia menambahkan, pegawai negeri butuh uang menjelang tahun ajaran baru sekolah bagi anak-anak mereka. Ia menolak tudingan bahwa kebijakan ini akan menguntungkan Partai Demokrat. "Untung atau tidak, itu kan masalah persepsi," katanya. "Kalau rakyat diuntungkan, ya, terserah mereka menilainya." Ninin Damayanti | Nur Rochmi

Sumber: Koran Tempo, 27 Mei 2009

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan