Tommy Siap Bisnis Lagi
Bisnis transportasinya paling banyak memberikan arus kas.
Setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Cipinang kemarin, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto bakal kembali menekuni bisnisnya. Rencana ini dituturkan oleh salah satu teman dekatnya, Jeffrey J.P., kepada Tempo. Tommy juga akan menekuni kembali hobinya di bidang otomotif.
Selama ini bisnis dia tetap jalan, kok, karena sudah diserahkan kepada para profesional, tutur Jeffrey, bekas navigator Tommy setiap kali mengikuti reli mobil, saat dihubungi di Jakarta kemarin.
Namun, Jeffrey mengaku Tommy belum melakukan pembicaraan serius mengenai langkah bisnis apa yang hendak dijalankan setelah keluar dari penjara. Hingga dihubungi Tempo kemarin sore, Jeffrey mengaku belum ada kontak dengan sahabatnya itu.
Saya belum mau ganggu dia dulu, biar dia membereskan dulu seluruh urusannya, termasuk bertemu keluarga. Yang penting, dia sudah menyelesaikan kewajiban hukumnya, kata Jeffrey.
Rekan Tommy yang lain, Oky Herwanto, mengatakan belum ada pembicaraan ihwal rencana bisnis rekannya itu ke depan. Belum ada pembicaraan ke situ. Yang pasti, dia balik ke dunia otomotif, ujarnya kemarin.
Menurut mantan Direktur Utama PT Gatari Air Service Kabul Riswanto, Tommy akan berkonsentrasi dulu pada urusan keluarga dan beribadah haji pada Idul Adha tahun ini. Namun, dia membenarkan bahwa selama Tommy ditahan, bisnisnya tetap berjalan seperti biasa.
Sepengetahuan saya, bisnis Tommy yang jalan adalah yang bergerak di bidang transportasi dan trading. Cash flow-nya lebih banyak dari situ, kata Kabul.
Kabul mencontohkan, Gatari saat ini masih memiliki tiga helikopter yang siap melayani jasa penyewaan pribadi. Sejumlah perusahaan jasa transportasi laut telah digabungkan ke dalam Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. Ini yang paling banyak mendatangkan cash. Kapal tanker yang dimilikinya banyak sekali, ujar Kabul.
Saat ayahnya masih berkuasa, Tommy mendirikan perusahaan otomotif PT Timor Putra Nasional. Krisis ekonomi pada 1997-1998 membawa Timor masuk ke Badan Penyehatan Perbankan Nasional. Hingga kini, kasus Timor masih belum tuntas, termasuk soal rekening sekitar Rp 1 triliun yang dikabarkan masih berada di PT Bank Mandiri Tbk. ANNE L HANDAYANI
Sumber: Koran Tempo, 31 Oktober 2006