Uang ke Hadi Jamal untuk Kampanye
Uang diberikan tiga kali sebesar Rp 3 miliar.
Motivasi pemberian uang dari Komisaris PT Kurnia Jaya Wira Bakti Surabaya Hontjo Kurniawan kepada anggota Komisi Perhubungan Dewan Perwakilan Rakyat, Abdul Hadi Jamal, adalah sebagai dana kampanye. Menurut Erman Umar, pengacara Hontjo, penyerahan uang kepada Hadi dilakukan tiga kali dengan nilai sebesar Rp 3 miliar.
”Dia (Hontjo) mengakui bahwa semua penyerahan dilakukan tiga kali kira-kira sebesar Rp 3 miliar. Di mata Hontjo, dana itu sebagai bantuan kampanye karena anggota Dewan sedang membutuhkan saat ini untuk berkampanye,” ujar Erman seusai pemeriksaan terhadap kliennya di KPK tadi malam.
Komisi Pemberantasan Korupsi pada 3 Maret lalu menangkap Hadi Jamal bersama pegawai Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Darmawati H. Dareho, setelah menerima uang US$ 90 ribu dan Rp 54,5 juta dari Hontjo Kurniawan. Uang itu diduga sebagai suap dalam proyek pengembangan fasilitas laut dan udara wilayah timur Indonesia. Kemarin ketiga tersangka itu diperiksa penyidik KPK.
Erman mengatakan permintaan dana kampanye untuk anggota Dewan itu dilakukan oleh Darmawati. Kemudian, dari Darmawati, informasi selalu diberikan kepada Hadi. Hontjo sendiri pernah dikenalkan kepada Hadi satu kali. Dia membenarkan bahwa perkenalan antara Hontjo dan Darmawati sudah berlangsung lama. Sebab, Hontjo merupakan pengusaha di bidang perhubungan laut.
Perkenalan antara Hontjo dan Darmawati sudah berlangsung dua tahun. Saat itu, Erman menuturkan Darmawati sempat menyatakan kepada Hontjo bahwa DPR juga berperan dalam anggaran. ”Anda memang pengusaha, tapi anggota Dewan juga berperan dalam masalah penganggaran," ujar Erman mengutip pengakuan Hontjo dalam berita acara pemeriksaan.
Penyerahan uang dari Hontjo kepada Hadi, menurut Erman, dilakukan secara tunai dan selalu melalui Darmawati. Dalam penyerahan itu sempat dijanjikan, proyek pengembangan fasilitas laut dan udara di wilayah timur Indonesia akan diperjuangkan di kalangan anggota Dewan.
Dari Palu, Sulawesi Tengah, Kepala Bidang Perhubungan Darat Sulawesi Barat Zainuddin C.S. mengungkapkan bahwa Hadi Jamal ditengarai sebagai calo sejumlah proyek bandara di Indonesia timur. Zainuddin, yang merupakan mantan Kepala Bandar Udara Wolter Monginsidi, Kendari, mengatakan perkenalan Hadi Jamal berawal pada saat tender proyek rehabilitasi landasan pacu dan pengadaan alat penangkal petir Bandara Wolter Monginsidi pada 2004. Pengadaan proyek itu senilai Rp 1,6 miliar.
Dalam proyek tersebut Zainuddin mengatakan mendapat tekanan dari DPRD Sulawesi Tenggara karena tidak mau menerima tawaran dari Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. Sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Zainuddin merasa kurang nyaman atas tekanan itu. ”Belakangan, dari beberapa rekannya di Jakarta, diketahui bahwa di balik semua itu ada nama Hadi Jamal,” kata Zainuddin kemarin.
Adapun Hadi Jamal, seusai pemeriksaan di KPK, mengatakan dirinya bukan orang yang langsung memintakan uang tersebut. "Saya hanya anak buah," ujar Hadi, yang langsung menuju mobil tahanan bersama Darmawati dan Hontjo.
Sedangkan Darmawati enggan berkomentar, termasuk perihal motivasi dia mengenalkan Hontjo kepada Hadi Jamal. Dia hanya meminta didoakan, sambil setengah menangis. CHETA NILAWATY | DARLIS
Sumber: Koran Tempo, 11 Maret 2009