Ujian Pimpinan KY Cegah Copy Paste
Pansel Wajibkan Bikin Makalah Tulisan Tangan
Seleksi calon pimpinan Komisi Yudisial (KY) mulai menggelinding. Panitia seleksi (pansel) KY mulai melaksanakan salah satu tahap seleksi di Hotel Kartika Chandra kemarin (14/8). Yakni, penulisan makalah yang diikuti 171 calon pimpinan KY.
Ketua Pansel KY Harkristuti Harkrisnowo menyatakan, semestinya seleksi kemarin diikuti 190 orang yang lolos seleksi administrasi. Namun, 18 orang mangkir dan seorang mengundurkan diri secara resmi lantaran melamar di institusi lain. Para pelamar kemarin diberi waktu empat jam mulai pukul 09.00 hingga 13.00 untuk membuat makalah tentang tugas dan kewenangan KY.
Menurut Harkristuti, banyak peserta yang kaget karena ujian dilakukan dengan menulis makalah. Apalagi harus ditulis tangan. Sebab, umumnya mereka mengira ujian dilakukan dengan menjawab soal-soal. ''Banyak yang bilang, katanya ujian, kok disuruh bikin makalah,'' katanya.
Menulis makalah, kata Harkristuti, dipilih karena pemikiran dan komitmen calon bisa langsung terpantau. Hal yang tak bisa dilakukan dengan soal pilihan ganda atau tanya jawab. Apalagi, mereka harus langsung menuliskannya di tempat, tidak berbentuk tugas yang dibawa pulang. ''Nanti kalau dibawa pulang, mereka bisa copy paste,'' ujarnya lantas terkekeh.
Seleksi kemarin juga diikuti tiga ''incumbent''. Yakni, orang-orang KY yang masih menjabat namun ikut seleksi lagi. Mereka adalah Koordinator Bidang Hubungan Antarlembaga Soekotjo Soeparto, Koordinator Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Chatamarrasjid Ais, dan tenaga ahli Amir Syarifuddin.
Ketua KY Busyro Muqoddas mengakui bahwa keikutsertaan mereka merupakan kesepakatan internal pimpinan. Hal itu, kata dia, merupakan bagian dari upaya mempertahankan capaian KY selama ini. ''Kami sepakat harus ada yang tetap di sini (KY, Red) agar semua tidak mulai lagi dari nol,'' ungkapnya.
Meski begitu, Harkristuti menegaskan bahwa pihaknya tak akan pilih kasih. Semua peserta diperlakukan sama. Bahkan, makalah yang dikoreksi 15 dosen dari Universitas Indonesia itu tak bakal mencantumkan nama peserta. Masing-masing makalah dikoreksi tiga orang. ''Itu semua dilakukan agar hasilnya tetap objektif,'' kata Harkristuti yang juga Dirjen Hak Asasi Manusia Kemenkum dan HAM tersebut.
Dia menambahkan, seleksi komisioner KY tidak akan langsung mengerucutkan jumlah peserta. Dalam seleksi tahap awal, panitia berorientasi pada nilai. Untuk penulisan makalah, mereka yang lolos adalah yang mampu meraih nilai 8 dari skala 1-10. Pada 19 Agustus mendatang, nama-nama mereka diumumkan.
Setelah itu, mereka menjalani profile assessment. Dalam tahap tersebut, panitia akan menilai integritas peserta. Masyarakat juga dimintai masukan tentang rekam jejak para calon. Jumlah mereka akan dikerucutkan hingga 28 orang untuk menjalani tes wawancara.
Pada 17 September, panitia mengumumkan 14 orang untuk diserahkan ke presiden. ''Presiden kemudian menyerahkannya ke DPR yang akan memilih tujuh pimpinan baru,'' jelasnya. (aga/c5/kum)
Sumber: Jawa Pos, 15 Agustus 2010