Dana Kompensasi BBM Dipotong Rp50.000

Puluhan warga RW 013, Kampung Buaran Betung, Kecamatan Tangerang, Kelurahan Cikokol, Kota Tangerang, mengaku hanya mendapat Rp250.000 dari pencairan dana kompensasi bahan bakar minyak (BBM). Sedangkan sisanya, sebesar Rp50.000 dipotong pengurus RW setempat.

Menurut salah seorang warga RT 06/013 berinisial SD, 36, mereka telah diberi tahu jauh hari untuk berangkat bersama-sama ke kantor pos naik mobil carteran. Mereka juga diberi tahu untuk membayar uang transportasi dan administrasi sebesar Rp50.000.

Jauh hari kami memang diberi tahu untuk bersama-sama pergi ke kantor pos dan membayar lima puluh ribu untuk transportasi dan administrasi. Kemarin (Selasa, 4/10), kami diminta untuk berkumpul di rumah Pak RW, lalu dengan mobil angkutan yang dicarter kami berangkat ke kantor pos,'' ujar SD, bapak beranak tiga yang ketiga anaknya putus sekolah, kepada Media, kemarin.

Setelah urusan di kantor pos selesai, para warga kurang mampu itu kemudian pulang diantar mobil yang sama. Namun, ketika hendak meninggalkan rumah Ketua RW, warga diminta membayar ongkos dan uang administrasi sebesar Rp50.000. ''Karena kami enggak ngerti masalah administrasi, tidak ada tanda bukti. Yang pasti untuk berikutnya, kami boleh mengambil sendiri uang kompensasi berikutnya dan tidak ada potongan, ujarnya.

Pengakuan SD itu dibenarkan oleh SL, 20, dan beberapa warga lain yang kemarin mengalami hal serupa dengan SD. Meski mengaku bingung, mereka tidak berani menolak saat diminta uang mereka dipotong oleh pengurus RT setempat.

Menurut SL, mereka bisa pergi sendiri ke kantor pos tanpa harus berombongan untuk mencairkan dana kompensasi BBM itu. Mereka terpaksa mengikuti rombongan RW karena takut dana kompensasi BBM itu tidak cair.

Dibilangnya memang uang sukarela, jadi enggak ada tanda bukti. Tapi kalau seikhlasnya, kok dipatokin lima puluh ribu, kami juga tidak ngerti. Kami enggak berani menolak karena katanya kami tidak akan didaftarkan lagi untuk menerima dana bantuan,'' ujar SL.

Bukan paksaan

Saat dikonfirmasi ke rumahnya, Ketua RW 013 Maktub mengaku tidak memaksa warganya untuk membayar Rp50.000. Ia mengaku hanya meminta uang sukarela untuk membayar angkutan yang dicarter, untuk membawa sekitar 80 orang warganya.

Karena banyak penduduk yang mengaku tidak tahu letak kantor pos, kami berinisiatif untuk mengantar mereka, apalagi banyak warga yang sudah jompo. Kalau diantar naik ojek kan repot, jadi kami menyewa enam angkot untuk membawa 80 warga. Untuk membayar uang carteran itu kan perlu biaya, karena itu kami meminta dana sukarela dan mereka juga enggak mengeluh kok, ujarnya.

Sementara itu, suasana di kantor pos Tangerang kemarin terlihat ramai oleh warga yang ingin mencairkan dana kompensasi BBM. Meski pihak kantor pos telah menyiapkan sebelas kantor pos cabang dan dua kecamatan untuk mengantisipasi lonjakan, warga tetap tidak tahu kalau bisa mengambil di dekat rumah mereka. Sehingga, banyak dari mereka yang jauh-jauh datang ke Kantor Pos Tangerang.

Menurut Ida Royani, salah seorang petugas Kantor Pos Tangerang, ada 22.000 warga Kota Tangerang yang tercatat menerima dana kompensasi BBM. Mereka bisa mengambilnya di sebelas cabang kantor pos dan dua kantor kecamatan mulai 5-13 Oktober 2005.

Sementara itu, untuk 158.982 warga Kabupaten Tangerang yang tercatat menerima dana kompensasi BMM, baru bisa mengambilnya pada 11-15 Oktober. (NG/J-2)

Sumber: Media Indonesia, 6 Oktober 2005

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan