Komisi Antikorupsi Akan Periksa Harta Ical

Tagihan pajak mereka akan kami cek.

Komisi Pemberantasan Korupsi akan memeriksa laporan kekayaan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie.

Pemeriksaan tersebut menyusul laporan peringkat orang terkaya di Indonesia versi Forbes Asia yang menempatkan Ical, panggilan akrab Aburizal, pada posisi keenam dengan kekayaan US$ 1,2 miliar (sekitar Rp 10,2 triliun). Angka tersebut jauh lebih besar dari yang dilaporkan ke Komisi--dan telah diumumkan pada 23 Mei 2006-yakni hanya Rp 1,329 triliun.

Anggota Komisi, Sjahruddin Rasul, mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti laporan Forbes Asia. Kami akan menjaring informasi dari masyarakat dan menelitinya, ujarnya kemarin melalui telepon.

Dia menambahkan, penelitian data kekayaan akan dilakukan dengan cara meminta konfirmasi kepada Ical. Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme menyebutkan setiap penyelenggara negara bisa dikenai sanksi jika dengan sengaja memberikan keterangan yang tidak benar.

Mengenai kemungkinan data kekayaan yang dilaporkan Ical tidak benar, Rasul menolak memberikan komentar. Menurut dia, harta Ical bisa saja berkembang atau bertambah setelah dilaporkan. Jangan berprasangka buruk dulu, ujarnya.

Direktur Pendaftaran dan Pemeriksaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara Komisi Pemberantasan Korupsi Muhammad Sigit mengatakan laporan Forbes Asia akan dijadikan bahan pembanding. Dua angka yang berbeda itu sangat menarik.

Dia menjelaskan, data kekayaan Ical tahun lalu itu berdasarkan laporan yang dibuat oleh yang bersangkutan. Kami belum memeriksa substansi, baru kelengkapan administrasi saja, ujarnya.

Direktur Jenderal Pajak Darmin Nasution juga akan meneliti kembali data pembayaran pajak orang-orang terkaya versi Forbes Asia. Saya juga baru melihat itu di koran. Tagihan (pajak) mereka akan kami cek, katanya.

Ketika ditanyai apakah para miliuner tersebut wajib pajak yang taat, Darmin mengatakan, Nanti kami lihat. Kami selalu senang kalau ada data lagi.

Ical menolak memberikan penjelasan mengenai perbedaan jumlah kekayaan yang dilaporkan ke Komisi dengan versi Forbes Asia. Saya hanya bisa ngomong insya Allah.

Berulang kali ditanyai soal peningkatan kekayaannya, dia menjawab sama, Ya, insya Allah, akan terus seperti itu. TITO SIANIPAR | AGUS SUPRIYANTO | INDRA MANENDA ROSSI

Sumber: Koran Tempo, 7 September 2006

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan