LSM Harus Bangun Strategi Baru

Dalam misi dan perjuangannya saat ini, lembaga swadaya masyarakat atau LSM perlu membangun strategi baru, apalagi banyak gerakan LSM yang berubah setelah masa Orde Baru. Kini, LSM dan negara mulai saling mendekatkan diri. Mereka membangun kerja bersama.

Hal itu diutarakan I Gusti Agung Putri Astrid Kartika (Gung Tri) dalam diskusi menandai peluncuran buku karya Adi Suryadi Culla berjudul Rekonstruksi Civil Society, Wacana dan Aksi Ornop di Indonesia, Jumat (14/7).

Direktur Eksekutif Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (Elsam) itu memberi contoh banyak LSM bekerja sama dengan partai-partai politik. Di sisi lain muncul juga kerancuan dari tipologi LSM. Sebelumnya LSM terbagi dalam dua tipe, yaitu advokasi dan developmentalis.

Saat ini, tutur Gung Tri, LSM yang sebelumnya bergerak di bidang advokasi ternyata mengurusi juga masalah pembangunan, demikian juga sebaliknya. Perubahan itu tak hanya dipengaruhi oleh perubahan politik dan dinamika sosial demokrasi di Indonesia. Perubahan itu juga terjadi setelah runtuhnya rezim totaliter di Eropa Timur, katanya.

Meskipun demikian, LSM tetap dipandang sebagai agen penting dalam proses demokratisasi dan liberalisasi. Tidak mengherankan jika muncul kritik keras bahwa LSM adalah agen neoliberalisme, tutur Gung Tri.

Oleh karena itu, LSM perlu membangun strategi baru, apalagi saat ini kerja sosial dan pendampingan korban tidak hanya dilakukan LSM. Kejadian tsunami di Aceh telah menggerakkan juga pendampingan sosial dari swasta dan korporasi. (JOS)

Sumber: Kompas, 17 Juli 2006

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan