Orangtua Murid, Kunci Pengawasan Dana Sekolah

Oleh: Adnan Topan Husodo

KALIBATA-Biaya sekolah yang kian mencekik menjadi beban tersendiri bagi orang tua murid. Tak hanya kalangan pas-pasan yang tersengal, orang berduitpun sudah mulai pusing. Lebih menyebalkan karena mereka tak tahu kemana duit itu mengalir. Ujung pangkalnya pada pengurus sekolah yang tidak transparan. Sehingga kebocoran pun tak terelakkan.

Rasa kecewa, marah dan sebal terhadap perilaku pengurus sekolah yang suka mengutil mendorong orang tua murid untuk protes. Hasilnya, beberapa orang sepakat untuk membentuk sebuah organisasi yang diberi nama AUDITAN. Kepanjangan dari Aliansi Orangtua Peduli Transparansi Dana Pendidikan. Organisasi ini dibidani oleh Koalisi Pendidikan yang berkantor di ICW.

Tak kurang dalam hitungan bulan sejak berdirinya, AUDITAN telah menemukan beberapa kasus penyimpangan dalam pengelolaan dana pendidikan, baik di sekolah negeri maupun swasta. Diantaranya adalah di SD Islam PB Soedirman, Cijantung, Jakarta Timur, di SMP Negeri 213 Perumnas Klender dan SD Negeri Percontohan IKIP Jakarta atau lebih terkenal dengan sebutan SD Lab School.

Temuan itu dibeberkan dalam acara jumpa pers di sekretariat ICW, Selasa lalu. Hadir pada acara tersebut Lody Paat dan Ade Irawan dari Koalisi Pendidikan, Puji dari Suara Ibu Peduli (SIP) dan Teguh selaku Koordinator AUDITAN yang didampingi beberapa orang tua murid yang telah bergabung.

Di SD Islam PB Soedirman misalkan, ditemukan beberapa pelanggaran yang menegaskan pengelolaan dana pendidikan yang tidak transparan dan akuntabel. Pertama, Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) disusun tanpa pelibatan orangtua. Alasan pengurus sekolah, dokumen RAPBS tidak boleh disebarluaskan karena bukan konsumsi publik.

Akibatnya, orangtua murid yang membayar rutin bulanan tak pernah tahu alokasi dan penggunaan dana yang kira-kira mencapai delapan miliar. Menurut Ibu Dani, salah seorang orangtua murid di SD tersebut, dari total dana itu, yang direasilasikan untuk biaya operasional sekolah hanya dua miliar.

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan