Mantan Kepala Bagian Keuangan Kabupaten Batang berinisial SS ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara dugaan korupsi dana asuransi dan dana bantuan lain dalam APBD Batang 2004 senilai Rp 2,8 miliar.

Selain SS, diperkirakan masih akan muncul lagi tersangka baru dalam kasus ini. Untuk sementara tersangka baru Ny SS ini. Namun, dalam ekspos kasus tersebut di Kejaksaan Tinggi Jateng, Rabu (20/6) kemarin, Kejaksaan Negeri Batang diminta untuk mendalami peran pelaku-pelaku yang lain, ujar Kepala Kejati Jateng Moch Ismail melalui Kepala Seksi Pidana Khusus Bidang Penyidikan Sapto Subroto di Semarang, Kamis (21/6).

Kejati Jateng juga meminta Kejari Batang mendalami perihal kerugian negara dalam perkara dugaan korupsi itu. Sejauh ini, kata Sapto, kerugian negara baru didasarkan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang mendapati adanya kerugian negara Rp 2,8 miliar. Selanjutnya perlu didalami lagi mengenai kerugian negara oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) melalui audit investigasi, kata Sapto.

Di samping itu, Kejari Batang juga diminta menelusuri lebih jauh adanya jalinan kerja sama Pemerintah Kabupaten Batang dengan Bumiputera 1912 dalam pelaksanaan pemberian asuransi kepada 45 anggota DPRD Kabupaten Batang yang diduga telah mengakibatkan kerugian negara Rp 897 juta. Dalam APBD Batang 2004, dianggarkan dana asuransi bagi pimpinan dan anggota DPRD Batang dengan nilai Rp 897 juta.

Namun, setelah satu tahun, uang itu diklaim dan dibagi-bagikan kepada pimpinan dan anggota DPRD Batang waktu itu. Padahal, seharusnya klaim asuransi itu kembali ke kas daerah karena dibayarkan dengan dana APBD. Selain itu, uang premi asuransi sebesar Rp 189 juta juga dibagikan, dan tidak dikembalikan ke kas daerah, kata Sapto. Selain dana asuransi, dana purnatugas DPRD juga diduga telah dikorupsi dengan kerugian negara yang mencapai nilai Rp 1,759 miliar. Dengan demikian, dari hasil audit BPK, ada kerugian negara senilai total Rp 2,8 miliar dalam kasus dana asuransi dan dana purnatugas DPRD Batang di APBD Batang 2004. (HAN)

Sumber: Kompas, 22 Juni 2007