TNI Tidak Minta Kompensasi Atas Pengambilalihan Bisnis Militer

Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto menegaskan bahwa TNI tidak meminta kompensasi apapun dari pengambilalihan oleh pemerintah bisnis militer yang selama ini membantu kesejahteraan prajurit.

Jika bisnis TNI itu mau diambil alih, oke. Kalau kita akhiri (bisnis militer) itu hari ini, ya hari ini. Kalau 30 tahun lagi, ya 30 tahun lagi. Go ahead, katanya dalam pertemuan dengan para pemimpin redaksi media massa di Jakarta, Selasa malam.

Panglima yang didampingi para Kepala Staf Angkatan Darat, Laut dan Udara itu menjelaskan bahwa TNI terjun ke bisnis untuk membantu meningkatkan kesejahteraan prajurit karena anggaran pertahanan yang tersedia terbatas. Oleh karena negara belum memiliki kemampuan untuk mensejahterakan kehidupan prajurit, maka TNI membantunya dengan melakukan kegiatan usaha.

Para komandan di Indonesia, katanya, sangat berbeda dengan komandan tentara Amerika Serikat yang tidak perlu memikirkan kesejahteraan prajurit karena tugas untuk mensejahterakan itu telah diambil alih sepenuhnya oleh negara.

Sebagai komandan kita harus memikirkan bagaimana meningkatkan kesejahteraan prajurit. Itulah sebabnya TNI melakukan bisnis. Tapi kalau ada Undang-Undang (TNI) yang meminta itu tidak boleh lagi dilakukan, oke, katanya.

Untuk itu, katanya, TNI kini sedang melakukan pendataan mengenai rencana penyerahan bisnis militer itu kepada pemerintah. Dalam proses itu, TNI juga mencari substansi permasalahan mengapa ada tuntutan agar TNI harus keluar dari bisnis.

Saya tidak yakin orang ingin TNI tidak berbisnis semata-mata hanya karena supaya TNI profesional. Bukan hanya itu, tapi karena ada ekses-ekses dari bisnis militer. Ada kelompok masyarakat yang dirugikan oleh ekses negatif itu, katanya.

Dengan demikian, menurut Endriartono, mana bisnis yang memiliki ekses negatif itu akan ditinjau kembali.

Tapi yang wajar untuk mensejahterakan prajurit akan diteruskan, seperti koperasi dan yayasan-yayasan, katanya tanpa merinci bisnis yang mana yang akan ditinjau kembali.

Itu rencana TNI, tapi kalau semua itu mau diambil, go ahead, tegasnya. (ant/OL-1)

Sumber: Media Indonesia Online, 16 November 2005

BAGIKAN

Sahabat ICW_Pendidikan